Kontribusi Darsimah Siahaan di Bidang Pendidikan, Pencetus Gagasan Sekolah Alam Leuser

Sekolah Alam Leuser

Sumber Gambar: situs mongabay.co.id



Pendidikan sejatinya merupakan hak yang bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Saya peribadi merasa bangga dan bersyukur hidup di kota, karena fasilitas pendidikan cukup lengkap sehingga saya tinggal memilih mau bersekolah atau kuliah dimana sesuai dengan minat dan kemampuan.

Namun bisakah kita membayangkan jika hidup di daerah pelosok atau daerah terpencil, dimana untuk bisa mengakses pendidikan, kita harus menempuh perjalanan puluhan kilometer? Tentu bagi saya, hal tersebut tidak pernah terbersit sama sekali.

Saya jadi malu pada diri sendiri, karena di luar sana ada anak-anak yang bersedia berjalan puluhan kilometer hanya demi untuk bisa bersekolah dan menuntut ilmu.

Dilansir dari media online detilSulsel, bahwa ada sejumlah siswa SD di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan yang harus terpaksa jalan kaki sejauh 5 kilometer menuju sekolah dikarenakan kondisi jalan yang rusak.

Dari apa yang dilakukan siswa SD di Kabupaten Pinrang tersebut sekaligus menjadi bahan instrospeksi pada diri sendiri, dimana ketika masih duduk di bangku SD, ketika hujan deras ada saja alasan saya untuk tidak masuk sekolah.

Bukan hanya di Kabupaten Pinrang saja akses pendidikan masih sulit untuk dijangkau. Ada beberapa warga yang masih tinggal di beberapa wilayah di Indonesia yang tinggal di lokasi terpencil dan jauh dari pemukiman penduduk. Lokasi terpencil itulah yang sedikit mempersulit anak-anak yang ingin sekolah karena akses ke sekolah cukup jauh dan melelahkan apabila ditempuh dengan berjalan kaki.

Selain itu pula ada lokasi pemukiman yang bisa dikatakan cukup jauh untuk dijangkau yaitu di kaki sebuah gunung. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak gunung dan pegunungan sehingga ada sebagian masyarakat yang juga tinggal di kaki gunung. Akses pendidikan pun cukup sulit untuk ditempuh.

Fenomena masih ada warga yang tinggal di kaki gunung dan memiliki anak-anak yang tidak sekolah dikarenakan keterbatasan akses, membuat beberapa aktivis perempuan yang peduli terhadap lingkungan berpikir bagaimana caranya untuk mengubah keadaan tersebut.

Salah satu aktivis perempuan yang peduli terhadap lingkungan yang juga peduli terhadap dunia pendidikan adalah Darsimah Siahaan. Darsimah Siahaan merupakan perempuan yang berasal dari Medan, Sumatera Utara. 

Latar belakang keluarga Darsimah berasal dari keluarga sederhana. Ibunya merupakan ibu rumah tangga dan ayah Darsimah merupakan buruh tani. Namun dengan kesederhanaan keluarganya itu membuat Darsimah bertekad untuk berusaha menempuh pendidikan tinggi, hingga akhirnya Darsimah bisa lulus dari perguruan tinggi yaitu Universitas Negeri Medan.

Ketertarikan Darsimah terhadap lingkungan dan juga bidang pendidikan direalisasikan dengan gagasannya mendirikan Sekolah Alam Leuser di Sumatera.

Gunung Leuser

Sumber Gambar: Tangkapan layar Instagram Sekolah Alam Leuser


Sekolah Alam Leuser (SAL) merupakan sekolah alam yang berada tepat di kaki Gunung Leuser. Seperti yang kita ketahui bahwa Gunung Leuser merupakan taman nasional kekayaan alam indonesia dan juga situs warisan dunia. Hal inilah yang memotivasi Darsimah agar anak-anak yang hidup di kaki Gunung Leuser bisa mengenyam pendidikan meskipun berada di pelosok daerah.

Adapun Gunung Leuser merupakan gunung yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Gunung tersebut menjadi puncak tertinggi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), yang membentang di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Gunung Leuser dan wilayah sekitarnya merupakan bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser, yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.

Merupakan kebanggaan tersendiri bagi kita sebagai bangsa Indonesia dimana memiliki gunung Leuser yang keberadaannya diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan diharapkan untuk lebih menjaganya kelestariannya.

Darsimah Siahaan ingin merealisasikan idenya untuk mendirikan sekolah alam agar tidak ada lagi alasan untuk para orang tua untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya. Selain itu juga keberadaan Sekolah Alam Leuser juga akan membuka lowongan kerja untuk masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan Darsimah intin agar posisi tenaga pengajar Sekolah Alam Leuser diperuntukkan oleh warga di kaki gunung Leuser.

Tentu saja para pengajar yang merupakan warga asli kaki gunung Leuser akan mendapat pelatihan khusus sebagai tenaga pengajar agar dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagai pendidik.

Keunggulan dari Sekolah Alam Leuser adalah terdapat fasilitas memadai serta tidak dipungut biaya apapun bagi para siswa yang belajar di sana. Bahkan Sekolah Alam Leuser justru akan memberikan fasilitas pendidikan untuk murid yang berasal dari keluarga broken home dan juga dari keluarga yang tak mampu.

Darsimah juga menjelaskan bahwa para siswa di Sekolah Alam Leuser akan diajarkan menanam dan merawat bibit tanaman, kemudian nantinya akan menanam pohon secara bersama-sama. Satu orang siswa SAL akan menanam 1 pohon, yang kemudian dikenal dengan gerakan 1 anak 1 pohon sehingga ketika mereka nanti sudah lulus dan kembali berkunjung ke Sekolah Alam Leuser, para alumni tersebut bisa melihat sudah seberapa besar bibit yang dulu ditanam.

Adanya program menanam bibit ini bagi Darsimah sebagai cara untuk menjembatani lingkungan dan masyarakat.

Sekolah Alam Leuser sendiri berusaha untuk tetap menjaga kualitas pendidikan, dan berharap jangan sampai anak-anak penerus generasi bangsa itu putus sekolah. Meskipun tinggal di daerah yang cukup terpencil yaitu di pinggiran hutan dan kaki Gunung Leuser namun diharapkan anak-anak dapat menjangkau dunia luar.

Darsimah Siahaan

Sumber Gambar: Facebook Orangutan Information Centre


Darsimah Siahaan dan Penghargaan SATU Indonesia Awards 2024

Saya salut dengan keberanian dan tekad seorang Darsimah Siahaan ketika mendirikan Sekolah Alam Leuser. Dia tidak gentar meskipun mungkin di awal pendirian sekolah, sangat memahami akan ada kendala yang mungkin dihadapi. Sekolah alam yang telah berdiri sejak tahun 2018 ini telah menunjukkan eksistensinya sampai saat ini.

Atas kontribusinya di dunia pendidikan, Darsimah Siahaan meraih penghargaan dari SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards tahun 2024 untuk kegiatan Sekolah Alam Leuser.

Ada banyak generasi muda Indonesia yang telah memberikan kontribusi dengan mengadakan kegiatan positif di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan kewirausahaan. 

SATU Indonesia Awards merupakan ajang apresiasi penghargaan yang diberikan kepada para generasi muda Indonesia secara rutin setiap tahun. 

Program apresiasi yang diselenggarakan oleh PT. Astra International Tbk ini memberikan kesempatan bagi siapa saja yang telah berkontribusi dalam 5 bidang yang sudah saya sebutkan untuk bisa mendaftarkan diri sebagai calon nominasi peserta.

Semoga apa yang Darsimah Siahaan lakukan untuk bidang pendidikan di Indonesia khususnya di Sumatera Utara menjadi inspirasi bagi daerah lain yang ingin mendirikan sekolah alam.


#APA2025-ODOP




Referensi:

https://mongabay.co.id/2025/04/21/perempuan-perawat-hutan-tanam-asa-di-tengah-rimba/

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/08/29/sekolah-alam-leuser-pendidikan-berbasis-alam-dengan-kurikulum-nasional

https://www.detik.com/sulsel/berita/d-8033309/siswa-sd-di-pinrang-jalan-kaki-5-km-ke-sekolah-gegara-jalan-rusak

https://infowargalangkat.net/mengenal-sekolah-alam-leuser-di-besitangkab-langkat-pendidikan-gratis-berbasis-konservasi/



Posting Komentar untuk "Kontribusi Darsimah Siahaan di Bidang Pendidikan, Pencetus Gagasan Sekolah Alam Leuser"