Review Buku La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! Solusi Penyejuk Hati di Saat Gundah Gulana

 


Akhir tahun Masehi sudah hampir tiba dan tidak lama lagi kita akan memasuki tahun baru Masehi. Tentunya bagi sebagian orang ada banyak hal yang sebaiknya dijadikan bahan untuk merenung dan berpikir kembali, langkah apa ke depannya yang sebaiknya diambil.

Saya pun merasa demikian. Tahun 2025 terasa campur aduk, kadang sedih sampai tak berani untuk berbahagia karena biasanya ketika saya merasa senang akan sesuatu hal, tak lama akan mendapati ada saja hal-hal yang membuat sedih pikiran dan hati.

Tahun 2025 ini kalau boleh dibilang merupakan tahun kesedihan. Adik suami mendadak meninggal dunia. Tidak ada yang pernah tahu takdir Allah SWT. Lalu Ibu yang bertambah usia makin menurun kesehatannya, sehingga harus mendapat perhatian ekstra dari saya.

Belum lagi keinginan saya untuk kembali bekerja kantoran setelah 1,8 tahun ini menganggur di rumah saja setelah resign dari pekerjaan lama. Entah kenapa keinginan untuk bekerja kembali begitu kuat. Ya salah satunya faktor ekonomi turut berpengaruh terhadap keinginan untuk bekerja kembali.

Di saat hati dan pikiran sedang tak menentu, tiba-tiba saya menemukan buku lama di lemari yang ternyata masih disimpan dan belum disumbangkan ke perpustakaan daerah. Maklum saja, saat ini saya sedang berupaya untuk melakukan decluttering demi mengurangi tumpukan barang di rumah.

Alhamdulillah saya menemukan buku berjudul La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! yang bisa menjadi bacaan rohani di kala hati sedang gundah gulana. Tentu saja buku ini bukan buku fenomenal yang bersampul kuning dengan judul La Tahzan Jangan Bersedih! karya Dr. Aidh Al-Qarni itu.

Buku La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! lebih tipis yaitu 190 halaman saya namun tentunya dapat menjadi penyejuk untuk hati manusia yang sedang gundah dikarenakan di dalam pikiran mereka berkecamuk perasaan tak menentu.

Maklum saja, in this economy ada saja banyak kejadian yang bikin kaget kita sebagai manusia. Harga-harga kebutuhan pokok semakin mahal, cari kerja susah, banyak PHK di beberapa perusahaan, hingga ancaman kesehatan mental yang kerap dialami oleh sebagian masyarakat karena tekanan hidup.

Setidaknya dengan buku La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! karya Majdi Muhammad Asy-Syahawi ini dapat menjadi obat kegelisahan manusia yang membacanya sehingga ada solusi dari setiap permasalah hidup yang sedang dialami.

Berikut spesifikasi buku La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! :

Judul Buku: La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah!

Penulis : Majdi Muhammad Asy-Syahawi

Tahun terbit: 2009 (cetakan pertama)

Penerbit: Insan Kamil 

Tebal Buku: 190 Halaman

ISBN: 978 - 979 - 1296 - 40 - 3

Bersedih Itu Manusiawi Sekali, Namun Jangan Berlebihan

Buku ini terdiri dari 8 bab, diantaranya:

Bab 1: Ketika Harus bersedih
Bab 2: Ragam Kesedihan Manusia
Bab 3: Kesedihan Muncul Karena Dosa dan Kemaksiatan
Bab 4: Karena Anda Tak Perlu Bersedih!
Bab 5: Ingatlah Allah! Semua Menjadi Mudah
Bab 6: Nasihat Para Ulama, Penghilang Kesedihan Anda
Bab 7: Ramuan Anti Stres Ala Nabi
Bab 8: Penutup

Dalam buku ini secara tersirat menjelaskan bahwa adalah hal yang wajar apabila manusia itu bersedih. Namun jangan sampai kesedihan manusia itu hanya melulu soal duniawi saja. Yang sebaiknya dimiliki oleh manusia ketika bersedih adalah perasaan selalu merasa kurang ketika melakukan amalan.

Nyatanya saya merasakan dan mengakui sendiri bahwa kok selama ini kesedihan saya masih seputar duniawi ya? Jangan-jangan memang ada yang salah dengan diri saya. 

Buku La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! seolah menjadi pengingat bagi saya bahwa apa yang telah saya sedihkan selama ini ternyata tidak tepat karena masih berhubungan dengan dunia.

Buku ini juga mengingatkan pembacanya bahwa jangan-jangan kesedihan terjadi dan dirasakan karena kita sering berbuat maksiat dan dosa. Lagi-lagi saya merenung dan berpikir jangan-jangan saya sering melakukannya.

Suka terlambat ketika menunaikan sholat 5 waktu bisa termasuk salah satu perbuatan dosa bagi kita. Apalagi jika hal itu disengaja, sementara coba kita renungkan betapa banyak nikmat Allah SWT yang diberikan kepada seluruh hamba-Nya tanpa terkecuali.

Atau juga karena kita terlalu sering ghibah dan dalam Islam, ghibah itu seperti memakan bangkai saudaranya sendiri! Jadi jangan merasa sedih ketika mendapatkan ujian hidup, karena dalam sebagian aktivitas kita ternyata ada perilaku yang tidak baik.

Coba ingat-ingat kembali kelalaian yang pernah Anda perbuat selama ini dan hubungan dengan kesedihan yang sedang dialami. Jika memang ada, maka segeralah meminta ampunan kepada Allah SWT.

Penutup

Tentunya sebagai umat Muslim, kita perlu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di saat sedang menghadapi banyak ujian hidup.

Namun tak ada salahnya, kita juga punya "obat" yang akan memperkuat imun perasaan dan hati tatkala sedang merasa sedih. Nah, obatnya tentu adalah dengan membaca buku-buku yang berisi motivasi, salah satunya buku La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! karya Majdi Muhammad Asy-Syahawi.

Buku ini sangat mudah dipahami karena ditulis dengan bahasa yang cukup sederhana. Bahkan untuk Anda yang mungkin baru mendalami agama Islam pun, bisa banget membaca buku La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! untuk memperkuat landasan ilmu.

Akhir kata, dunia memang bukan surga atau neraka. Dunia memberikan kebahagiaan namun terkadang dunia juga yang memberikan "rasa sakit" pada manusia. Kita memang sangat dianjurkan untuk bersabar dan tetap ingat kepada Allah SWT.

Jangan lari dari Allah SWT, bertaubatlah atas segala dosa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia. Berbuat baik kepada sesama manusia adalah hal yang sangat dianjurkan dan jangan lupa untuk selalu melihat bahwa masih banyak orang yang kehidupannya mungkin jauh di bawah Anda. Maka dari itu, rasa syukur wajib dimiliki meskipun Anda mungkin sedang diliputi oleh rasa sedih yang luar biasa. 


Posting Komentar untuk "Review Buku La Tahzan Jangan Bersedih Berbahagialah! Solusi Penyejuk Hati di Saat Gundah Gulana"